Program penerjemah dari bahasa Assembly ke dalam bahasa mesin disebut Assembler. Sedangkan kompiler
menerjemahkan bahasa tingkat tinggi ke dalam bahasa Assembly.
Interpreter mempunyai pengertian yang mirip dengan kompiler. Interpreter tidak menerjemahkan semua baris perintah
dalam suatu program, tetapi hanya menganalisis dan kemudian langsung mengeksekusi setiap baris perintah tersebut.
Interpreter yang paling terkenal adalah BASIC. Suatu program dalam bahasa BASIC tidak dikomplasi, tetapi BASIC akan menganalisis
program baris demi baris dan kemudian mengeksekusinya.
Contoh: 20 x = y + z
BASIC akan menganalisis baris tersebut menggunakan beberapa prosedur yang ada pada interpreter BASIC dan kemudian menjumlahkan
nilai y dan z di memori dan hasilnya diletakkan pada x.
Keuntungan interpreter adalah pengguna dapat cepat memperoleh tanggapan. Dengan menulis satu baris perintah, lalu
menulis RUN, pemakai bisa langsung mengetahui hasilnya. Sedangkan kerugiannya adalah lambat. Misalnya ada program pengulangan seperti berikut ini:
10 for i = 1 to 100
20 x(i) = y(i) + z(i)
30 next i
Interpreter BASIC akan menganalisis baris 20 sebanyak 100 kali.
Untuk hal-hal semacam ini kompiler akan menunjukkan eksekusi yang lebih cepat.
Pada saat kompilasi, kompiler tidak menerjemahkan semua perintah program sumber menjadi kode objek, tetapi kompiler akan
menyediakan subroutine khusus dan subroutine tersebut hanya akan digunakan pada saat program hasil kompilasi
dijalankan. Kumpulan subroutine tersebut dinamakan Run-time-library.
Contoh: Program Pascal dengan perintaj y := sqrt(x); tidak akan diterjemahkan secara langsung, tetapi kompiler akan mengambil salah satu
fungsi dalam run-time-library
Baca Selengkapnya...